Nursalim Saputra yang akrab disapa Aim, lahir di Desa Kaleke,  29 April 2002. Saat ini, Aim sedang menempuh pendidikan di Universitas Tadulako, mengambil jurusan Bahasa dan Seni. Aim memiliki keahlian pada beberapa bidang, termasuk menulis fiksi dan nonfiksi, desain grafis, serta menjadi kreator seni dan budaya. Selain itu, Aim juga aktif sebagai kreator konten media sosial dengan memberikan tanggapan terhadap isu-isu penting seperti literasi dan pelestarian kebudayaan di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

Aim telah mengukir sejumlah prestasi dalam dunia kepenulisan dan kebudayaan. Di ranah penulisan, Aim sebagai salah satu penulis dalam buku “Sehimpun Puisi dari Sigi” yang diterbitkan oleh Kololio Art Studio. Aim telah menorehkan namanya sebagai salah satu dari 100 penulis artikel tercepat di platform Good News from Indonesia (GNFI) selama Pekan Kebudayaan Nasiona tahun 2023. Ia juga aktif sebagai penulis artikel di Platform Jaringan Kampung Nusantara, serta terlibat dalam penelitian linguistik dan penulisan artikel ilmiah tentang Frasa Adverbia dalam bahasa Toli-Toli. Selain itu, ia sering membuat buku elektronik seperti antologi puisi di kegiatan Malam Puisi Sigi berjudul Siyar-Syair, antologi puisi berjudul Mata Air Desa, dan Cerpen Dongeng berjudul Ina Hajariah Sang petani Kelor Dunia. Aim juga sering mempublikasikan karya puisi di sosial media yang ada. Selain itu, ia juga berperan sebagai UI/UX Developer dan Copywriting pada proyek pembuatan Portal Informasi Budaya berbasis story  maps tentang Warisan Budaya Takbenda Sulawesi Tengah melalui program Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK). Pada tahun yang sama, aim juga menciptakan karya sastra metaverse dengan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dan Spatial.io yang mengeksplorasi potensi Desa Kaleke.

Tak hanya itu, Aim juga sering terlibat dalam program seni dan budaya di berbagai event regional dan nasional. Pada tahun 2023, ia menjadi Anggota Residence G20 melalui program Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM), berperan sebagai Researchers and Authors Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dan Inovator desain alih wahana folklor menjadi batik dalam produk gerabah di desa Karanganyar, Borobudur. Pada tahun 2021, Aim melalui kelompok Kololio, menjadi salah satu dari Top 10 National Youth Cultural Camp kategori Purwarupa dengan menghasilkan karya arsitektur tradisional sebagai ruang multi guna. dalam mengembangkan kegiatan kebudayaan termasuk tentang kesastraan, Aim juga menjadi konseptor pada beberapa kegiatan menarik, seperti “Sualogi Kebudayaan” bertajuk Interaksi antar Budaya & Pemuda: Bernarasi dengan Solusi, “Libudaya Inspiratif” pada tahun 2023 bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII, dan salah satu pendiri ‘Repuitis’ sebagai kelompok musikalisasi puisi di Sigi.

Saat ini, Aim menjabat sebagai Ketua Lembaga Sanggar Seni Kololio sejak terpilih pada tahun 2020. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Koordinator Research and Development (R&D) Ikatan Alumni Kemah Budaya Kaum Muda (IA-KBKM) pada tahun 2022. Pada tahun yang sama, Aim juga aktif sebagai Admin social media desa, Content Writer, dan Photographer. Akhir tahun 2023, aim dipercayakan sebagai perwakilan tribe pada mitra magang Direktorat Pelindungan Kebudayaan melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).