Muhammad Izat Gunawan dilahirkan pada 23 April 1985 di Palu, Sulawesi Tengah. Ia adalah seorang seniman yang menjalani perjalanan hidupnya melalui beragam pengalaman dalam dunia seni sejak masa remajanya. Ketertarikannya pada seni muncul ketika ia duduk di bangku kelas 2 SMP pada tahun 1999, dan pada akhir tahun 2002, Izat memilih musik sebagai fokus utama dalam pengembangan bakat seninya.

Izat mengejar pendidikan formal di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (ASDRAFI), yang memberikannya dasar yang kokoh dalam dunia seni. Meskipun tidak menyelesaikan pendidikan di ISI Yogyakarta, Izat memilih untuk mendalami ilustrasi musik di ASDRAFI, di mana ia menjadi penata musik untuk berbagai pertunjukan.

Semangat Izat dalam memunculkan nuansa lokal, khususnya budaya To Kaili, tercermin dalam karyanya. Dia yakin bahwa seni adalah media yang bebas untuk menyampaikan isu-isu sosial dan budaya. Karya-karyanya, seperti “Huru-Ha-Raego,” meraih pengakuan dalam dunia seni pada tahun 2012. Selain itu, Izat juga aktif dalam berbagai acara seni, menjadi pengulas karya seni pertunjukan, dan menginisiasi terapi majelis kopi.

Pengalaman profesional Izat mencakup berbagai peran, seperti ilustrator musik dalam film “Onthel” karya sutradara Hendri Tongky, penata musik di Sanggar Seni Sangkakala, dan pengajar musik di Sanggar Seni Debur 21 Yogyakarta. Pada akhir 2012, bersama etnomusikolog Franki Raden, ia terlibat dalam beberapa penyelenggaraan konser di Ubud (Bali) dan Makassar, serta melakukan riset di Toraja, Sulawesi.

Salah satu karyanya yang berjudul “Huru-Ha-Raego” mendapat dukungan Hibah Seni Kelola 2012 kategori Karya Inovatif. Karya ini, yang berangkat dari konflik antardesa, mengimitasi suasana dan suara saat konflik terjadi serta menghadirkan gerak dan nyanyian dari kesenian Raego. Izat juga aktif menulis dalam berbagai medium, termasuk menjadi penulis dalam antologi puisi seperti “Aisya” dan “Surat Pendek,” serta menulis untuk situs web “Jendela Sastra.” Dia juga menciptakan naskah drama seperti “Menuju Olympus,” “Sang Nabi dan Mas Willy,” dan “Guru Tua dan Negara Matahari.” Selain itu, Izat aktif menciptakan album musik ilustrasi yang dipublikasikan di SoundCloud melalui akun Izat Gunawan.

Izat Gunawan kini berprofesi sebagai Guru Pendidikan Agama dan Seni di Pondok Pesantren Alkhairat Madinatul Ilmi Dolo. Sebagai penggagas acara Taluart dan terapi majelis kopi, serta pengulas karya seni dan budaya, Izat terus aktif mendukung dan mengembangkan budaya seni di wilayahnya.